Potensi wakaf untuk memajukan perekonomian masyarakat semakin memikat banyak kalangan. Hal ini bukan tanpa alasan, beberapa sumber misalnya menunjukkan bahwa banyak tanah wakaf di Indonesia yang berpotensi dan berpeluang untuk bisa dikembangkan menjadi lebih besar lagi. (bab 1 hal. 9) Dalam beberapa tahun kebelakang, beberapa kasus terkait penggusuran masjid semakin mengemuka. Kasus yang cukup menyita perhatian adalah kasus mesji Al-Ikhlas di Medan yang tanahnya ditukar guling (Ruislagh) dan bangunan mesjidnya dirobohkan, hal ini terjadi karena banyak asset wakaf yang tidak teregistrasi. (bab 2 hal. 27)

Wakaf untuk pemakaman memang tidak menjadi salah satu peruntukkan populer bagi para wakif, dibandingkan dengan peruntukkan masjid dan mushola. Karena itu inovasi lembaga Islam dan lembaga filantropi Islam untuk menggerakkan wakaf makam bisa menjadi salahsatu pendorong bagi peningkatan wakaf. (bab 3 hal. 50)

Praktik wakaf mulai dilirik ketika banyak kalangan termasuk akademisi melihat bahwa wakaf memiliki potensi ekonomi yang jauh lebih besar dari zakat. Karena itu muali terdapat gerakan yang mendorong praktik wakaf produktif, termasuk pada objek benda bergerak dan juga wakaf uang. (bab 4 hal. 66)

Pekerjaan rumah dalam hal perwakafan di Indonesia memang masih banyak, tidak saja dari sisi administrasi, hokum, social, serta pengembangan menjadi wakaf produktif. Perkembangan wakaf merupakan tanda-tanda harapan baik untuk bisa bergulir diwilayah ekonomi, bukan saja diwilayah ritual dan social yang selama ini mendominasi. (bab 5 hal. 101)